nusakini.com - Wakil Presiden Jusuf Kalla, Selasa (25/5/2016) meluncurkan program bantuan berupa Skema Inovasi Rantai Nilai bagi 1 juta petani hingga 2020. Program itu mencakup pembiayaan berupa kredit berbunga rendah, penyediaan bibit dan pupuk, serta pendampingan pertanian. Selain itu, pemberian kompensasi selama masa tunggu panen, jaminan pembelian hasil panen oleh perusahaan, dan bantuan pengurusan sertifikat kepemilikan lahan.

Pemerintah menargetkan program ini dapat menjangkau petani dengan luas area mencapai 2 juta hektare. Tahun ini, program tersebut telah menjangkau lebih dari 445 ribu petani dengan luas area lebih dari 350 ribu hektare. 

Kalla berharap program itu bisa meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani. Ia menilai saat ini produktivitas sektor pertanian masih rendah dibanding sektor ekonomi lain. Hal itu tampak dari kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto triwulan 1 2016 yang hanya 13,6 persen. 

Menurut Wapres, meningkatnya pertumbuhan penduduk membuat lahan pertanian semakin sempit. Oleh karena itu solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut adalah meningkatkan produktivitas petani. 

Dalam soal pembiayaan, Kalla optimis tingkat bunga kredit usaha rakyat (KUR) akan turun menjadi 7 persen pada 2017. Dengan turunnya bunga KUR, ia berharap lebih banyak petani dapat ikut serta dalam program tersebut. 

”Mungkin tahun depan (bunga turun). Sekarangkan sudah 9 persen,” kata Wapres. 

Skema Inovasi Rantai Nilai merupakan kerja sama antara pemerintah, Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia (ISEI), Kamar Dagang dan Industri Indonesia, serta Partnership for Indonesia’s Sustainable Agriculture.(if/mk)